bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Juni 08, 2016

TINGGAL DAN BELAJAR DI EROPA






JUDUL : TINGGAL DAN BELAJAR DI EROPA
BAB 1 PROGRAM PERTUKARAN BUDAYA

Apa itu program pertukaran budaya?
Program Pertukaran Budaya (Cultural Exchange Program) merupakan salah satu program yang memberi kesempatan remaja-remaja di seluruh dunia untuk dapat tinggal di negara-negara yang dituju. Program ini sudah terlaksana di beberapa bagian negara Benua Eropa, Amerika dan Australia. Pada umumnya program ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun (12 bulan).

Tentunya ada beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika ingin mengikuti program ini. Kemampuan berbahasa asing, kemandirian sampai bagaimana bersosialisasi dengan orang lain juga sangat menentukan.

Akan banyak prosedur yang dilalui ketika mendaftar program ini, mulai dari administrasi, interview, hingga berbagai rangkaian untuk mendapatkan Visa (ijin tinggal) di negara tujuan.

Beberapa contoh program pertukaran budaya yang ada, diantaranya AFS Cultural Exchange untuk pelajar yang masih duduk di bangku SMA. Au Pair Program, bagi remaja usia 17-29 tahun.

Dewasa ini, program pertukaran budaya sangat diminati kalangan muda. Karena selain mampu menambah pengalaman, tentunya mereka akan menambah kualitas diri sepulang dari menyelesaikan program.

Akan banyak hal positif yang didapat sepulang ke tanah air. Mulai dari pola pikir, sifat pekerja keras hingga kemampuan akan menghargai waktu (on time) juga kesadaran akan ketertiban yang tinggi, misalnya saja buang sampah sembarangan.

Tentunya diimbangi dengan berpegang teguh pada nilai dan norma-norma yang telah diajarkan kepada kita kaum remaja Indonesia, pasti akan mampu menghindari beberapa hal negatif. Misalnya mampu menghindari minum-minuman keras, menjauhi NARKOBA, hingga free sex yang notabene di negara-negara tersebut dilegalkan.

Jadi.. untuk apa ragu mengikuti program pertukaran budaya, tetap positive thinking dan berkarya

Apa itu Au Pair?

Au Pair adalah remaja yang biasanya wanita melakukan perjalanan dari suatu Negara ke Negara lain untuk tinggal bersama dengan sebuah keluarga dan melakukan pekerjaan ringan rumah tangga dengan mengawasi anak.

Au Pair Program adalah salah satu program pertukaran budaya untuk para remaja yang biasanya wanita berusia antara 18 – 30 tahun sesuai peraturan masing-masing Negara yang dituju.

Banyak yang menyamakan Au Pair dengan pembantu rumah tangga atas dasar kurang pemahaman atau kurang informasi. Dalam realitanya, seorang Au Pair dianggap sebagai anggota keluarga, memiliki surat perjanjian kontrak selama setahun, dilindungi oleh agency, dan diatur hak-hak dan kewajibannya.

Hak-hak Au Pair seperti dipenuhi kebutuhan utamanya, mendapat hak untuk belajar bahasa, time free weekend, hingga pocket money yang diberikan setiap bulan.

Beberapa negara yang menyediakan program Au Pair antara lain, Belanda, Belgia, Jerman, Prancis, Denmark, Austria, Firlandia, Irlandia, Swedia, Spanyol, America, Australia, dan masih banyak lagi.

Menjadi seorang Au Pair harus memiliki kemampuan bahasa asing, kemandirian tingkat tinggi, ketrampilan yang bisa diajarkan pada anak-anak hostfamily hingga kemampuan sosialisasi antar personal yang tinggi.

Bagaimanapun, ketika telah menjadi seorang Au Pair, apa-apa yang kita butuhkan harus diusahakan sendiri. Penting sekali untuk melatih kemandirian, kemampuan menentukan pendirian, kapan mengataka “ya” kapan mengatakan “tidak”, juga belajar mengutarakan keinginan atau suatu maksud kepada orang lain.

Budaya Indonesia terkenal dengan kesantunannya, hingga terbiasa “basa-basi” dahulu sebelum mengutarakan keinginan, nah berbeda dengan mereka yang bicara langsung “to the point”. Oleh karena itu, mulai belajar untuk bicara “direct talk” mulai sekarang tidak ada ruginya, justru akan mampu membangun kualitas pribadi kita. J

Au Pair di Belanda

Program Au Pair di Belanda termasuk salah satu program pertukaran budaya yang relative mudah. Mengapa? Dikarenakan untuk menjadi Au Pair disana, pemerintah mengharuskan untuk mendaftar melalui agency yang telah disupervisi. Jadi tidak perlu khawatir untuk mengalami kerja overtime ataupun tidak mendapatkan hak-hak yang harus dpenuhi oleh hostfamily. Menjadi Au Pair di Belanda memiliki syarat wanita usia 18-30 tahun, belum menikah, mampu berbahasa Inggris, bersedia tinggal bersama hostfamily selama maksimum 12 bulan, energik, mandiri dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

Memiliki hak-hak antara lain akomodasi perjalanan Indonesia-Belanda pp, tempat tinggal selama setahun, kebutuhan makanan sehari-hari, visa, serta ijin tinggal selama setahun di Belanda. Tak lupa pocket money sebesar €300 - €340 per bulan juga hak untuk mendapatkan kesempatan belajar bahasa Belanda di Taalhuis atau Universiteit yang ditunjuk.

Au Pair di Belgia

Belgia merupakan Negara tetangga dari Belanda, tepat berada di bagian Selatan Negara Kincir Angin tersebut. Tak jauh beda dengan Belanda, di Belgia juga tersedia beberapa agency yang bias membantu untuk prosedur mendaftar menjadi Au Pair. Jangka waktu yang diberikan adalah 12 bulan. Sama seperti menjadi Au Pair di Belanda, mereka juga memiliki surat perjanjian kontrak yang mengatur hak-hak dan kewajiban selama 12 bulan. Tidak perlu khawatir, jika terjadi hal-hal diluar perjanjian, bisa segera dilaporkan kepada agen ataupun ke pemerintah. Pocket money yang diberikan berkisar €420 - €450 per bulan.

Au Pair di Jerman

Menjadi Au Pair di Jerman tidak semudah menjadi Au Pair di Belanda dan Belgia. Para calon pendafar harus memiliki sertifika A1 Deutch / sertifikat kompetensi berbahasa Jerman sebelum mendaftar sebagai Au Pair di Jerman. Untuk prosedurnya, bias tanpa menggunakan agency, jadi langsung bisa diurus oleh keluarga host. Selebihnya menjadi Au Pair di Jerman tak jauh beda seperti di Belanda dan Belgia, sama-sama memiliki surat perjanjian kontrak yang diatur di dalamnya hak-hak dan kewajiban selama 12 bulan. Pocket money yang diberikan berkisar €270 - €300 per bulan.

Juni 03, 2016

IDE 2 : HAMIL


TUGAS MENULIS KMO GROUP 8

IDE 2 : HAMIL
TEMA : SEHAT DAN BUGAR SELAMA KEHAMILAN

OUTLINE

BAB I KEHAMILAN
-          Pengertian kehamilan
-          Keluhan selama kehamilan
-          Perubahan psikologis selama hamil
-          Fashion selama hamil
-          Make Up selama hamil

BAB II SENAM HAMIL
-          Pemanasan
-          Senam inti
-          Pendinginan
-          Meditasi

BAB IV MAKANAN BERGIZI UNTUK IBU HAMIL
-          Jenis- jenis Karbohidrat yang dianjurkan
-          Jenis-jenis Protein yang dianjurkan
-          Jenis-jenis Lemak yang dianjurkan
-          Jenis-jenis Vitamin & Mineral yang dianjurkan
-          Jenis-jenis Susu yang dianjurkan

BAB V PERSIAPAN MELAHIRKAN
-          Petugas medis
-          Pendonor darah
-          Tabungan bersalin
-          Kendaraan
-          Perlengkapan bayi

BAB VI TABEL PELATIHAN SENAM HAMIL

Tentang Penulis

IDE 1 : EROPA

TUGAS MENULIS KMO GROUP 8
IDE 1 : EROPA
TEMA : TINGGAL DAN BELAJAR DI BENUA EROPA

OUTLINE

BAB I Program Pertukaran Budaya
-          Apa itu Program Pertukaran Budaya ?
-          Apa itu Au Pair?
-          Au Pair di Belanda
-          Au Pair di Jerman
-          Au Pair di Belgia

BAB II Langkah – Langkah Mengikuti Program Pertukaran Budaya
-          Registrasi Program
-          Membuat Paspor
-          Mengurus Visa
-          Surat Perjanjian Pertukaran Budaya
-          Legalisasi Akta Kelahiran
-          Medical Check Up

BAB III Persiapan Berangkat ke EROPA
-          Kebutuhan dan perlengkapan
-          Surat-surat penting
-          Akomodasi & tickecting

BAB IV Tinggal dan Belajar di Eropa
-          Tinggal dan Belajar di Belanda
-          Tinggal dan Belajar di Jerman
-          Tinggal dan Belajar di Belgia

BAB V Masa Kepulangan ke Indonesia
-          Hal-hal yang harus disiapkan 3 bulan sebelum kepulangan
-          Un-Registrasi di Kantor Pemerintahan
-          Perlengkapan yang bisa dibawa

BAB VI Tentang Penulis

Mei 28, 2016

10 Ide Special for KMO group 8 :-)

1. YOGA
2. Kehamilan
3. Pregnancy YOGA
4. Senam hamil
5. Mitos-mitos dalam kehamilan
6. Makanan bergizi ibu hamil
7. Pantangan makanan ibu hamil
8. Masa subur wanita
9. Program hamil
10. Program jenis kelamin calon bayi

April 06, 2016

Yes, here I am, Indonesia

Indonesia

Tanah kelahiranku, tanah tempat orangtuaku singgah, tanah surga (katanya), tanah tempat aku bertemu jodohku (InsyaAllah, Aamiin).

Tak akan ada yang pernah tahu tentang semua ini. Allah mengantarku kembali kesini, memberiku kesempatan untuk berbakti kepada kedua orangtuaku. Setelah sekian lama, dari benua yang berbeda, di setiap bangun tidur aku selalu berfikir, masih bernafaskah kedua orangtuaku, bagaimana keadaannya, bagaimanakah perasaannya. Oh Allah, aku selalu cemas jauh dari mereka, padahal ada sisi lain yang sedang aku kejar. Ya, cita-citaku sedari SMP.

Aku terkejut dan sempat mengalami cultural shock di tribulan awal. Kesalahan pengucapan bahasa, susunan kata-kata. Ahh, okey, mereka bisa memahami. Sampai-sampai ibuku rela membeli bahan makanan ekstra demi aku. Roti dan margarin bertabur meses jadi andalanku.

Baiklah, itu sudah beberapa waktu lalu. Saat ini aku fokus pada apa yang akan terjadi di depanku.

Dunia tak selalu menjadi apa yang kau pikirkan kawan! Tapi kita bisa memintanya kepada Allah. Dan doa-doa selalu kupanjatkan padaNya. Meminta dan merintih, semoga semua akan baik-baik saja.

Allah membimbingku menepati janjiku,
"Ya Allah, kalau aku berhasil ke Belanda, suatu saat aku akan mengabdi di pelosok desa"
Exactly, hampir 1 bulan setelah kepulanganku di Indonesia. Allah memberi kesempatan untuk mengabdi menjadi Bidan di sebuah desa yang jauh, desa yang bahkan ba'da Maghrib sudah sepi dimana-mana, sunyi, tenang, damai. Iya, memang begitu suasananya.

Tapi tidak dengan hatiku, ini bedanya. Di Eropa, my business is not your business. Disini, your business is my business. Ahh, tidak semua begitu kok. Tapi memang ada yang mengganjal waktu itu. 10 bulan saja aku bertahan disana. Bagaimana tidak? Aku yang merasa pada dua bulan akhir berturut-turut ada kejadian yang "unusual" terjadi. Gunting episiotomi yang tiba-tiba terbakar di tempat pembakaran sampah, lalu di bulan akhir ada perban roll serta cooching yang juga terbakar di tempat pembakaran sampah. What? This is really unsual.

Sekian lama aku belajar, di tempat-tempat yang cukup favorit, dimana tingkat ketelitianku harus diuji. Kuliah yang juga menuntut tingkat ketelitian yang tinggi. Bekerja bersama para expart luar negeri di Jakarta dan Amsterdam yang juga menuntut kecermatan dan kedisiplinan tinggi. Kemudian terjadi hal-hal kecil dalam dua bulan berturut-turut yang membuatku bertanya-tanya. Bagaimana kecerobohan ini terjadi? Sungguh aku menolak tajam, tidak! Aku benar-benar ingat, aku tak pernah membuangnya. Sungguh Allah yang tahu akan kesaksianku, dan aku tak akan menuduh siapapun.

Hampir tiga minggu setelah hal itu terjadi, Allah memberiku rezeki di tempat lain. Sebuah Klinik Swasta, tepat di tengah Kota Malang. Aku bekerja dengan baik-baik, begitupun ketika berpamitan juga dengan baik-baik. Ayah, Ibu, Paman, Bibi serta adikku turut berpamitan atas kepergianku dari sana. Ada perasaan lega, haru, tangis dan yang lain-lain bercampur disana. Ucapan terimakasih pada pimpinan tempatku bekerja juga tak lupa kami ucapkan. Sungguh beliau pimpinan yang baik. Selalu kusebut namanya dalam do'aku. Assistant rumah tangga beliau juga baik, sebisa mungkin aku bersilahturahmi pada mereka. Juga sebatas say "Hello" pada rekan kerjaku disana. Setelah kepergianku, masih ada dua orang yang bekerja disana. Semoga kalian sukses, dan Allah akan melancarkan semua tentang tujuan masing-masing.

Kota Malang, tak perlu waktu lama, 4 bulan di Klinik yang baru aku sudah bisa semua prasat. Mulai pertolongan persalinan mandiri, heacting, drip, IUD, infus, inject, dsb. Mungkin ini jawaban Allah dan hikmah atas semua hal yang terjadi di tempat kerja lamaku. Aku bersyukur sekali. Aku bahagia, sungguh Allah selalu memberi jalan kepada hambaNya yang selalu meminta. Alhamdulillah.. Ucapku bersyukur tiada tara.

Ohh.. Jodoh..
Allah tak lupa memberiku jodoh, yang selama ini selalu kupinta. Jodoh orang Indonesia, yang mampu menjadi Imam duniaku, juga akhiratku. Aku mengenalnya sejak lama, tak pernah kusangka beliau menjadi calon suamiku sekarang. Tak lama setelah aku pindah di tempat kerja yang baru, beliau pun datang bersama keluarganya. Meminangku atas ridho Allah, atas ridho Ayah Ibunya. Acara sakral yang cukup haru, tak terasa kuteteskan air mata. Ibunya memasangkan cincin di jariku.

Sosoknya sederhana, low profil, teman yang baik, sahabat yang baik, kakak yang baik. Ya Allah,.. terimakasih,.. aku kagum padanya. Pada beliau yang selalu membimbingku sholat tepat waktu. Mengajariku mengutamakan sholat berjamaah, yang dengan sabar pula membiasakan aku untuk sholat dhuha dan mengaji, yang mengingatkan aku untuk selalu menutup auratku.

Aku masih ingat perjumpaan awal kami, saat itu aku masih SMA kelas tiga, masih belum berhijab seperti saat ini, Beliau sosok yang diam, terlihat serius dan pintar, sempat berfikir, "Oh, mungkin dia 'jaim'?". Tapi aku tak pernah mengenalnya lebih jauh, karena setiap selesai kelas, aku langsung pulang. Tak pernah aku ikut berkumpul walau hanya untuk berbincang bersama teman-teman lainnya.

Kami pun berjalan sendiri-sendiri, hampir sering bertemu sebagai teman sekelas biasa. Mendaftar SNMPTN bersama-sama. Jalan-jalan ke Toko Gramedia bersama-sama. Ikut ujian SNMPTN bersama-sama. Tentu tidak hanya berdua, cukup banyak teman kami yang turut ikut bersama.

Di hari pengumuman, aku tahu beliau diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang. Begitupun juga aku, ya..awalnya kamupus kami berseberangan saja. Tapi Allah berkehendak lain..

Sampai suatu saat dia datang kerumah orangtuaku bersama teman lainnya. Saat itu mendadak sekali, ibuku hanya masak makanan yang sederhana. Nasi putih, lodeh sayur terong dan tempe goreng. Dipersilahkan oleh ibuku untuk makan siang dahulu. Kemudian kami berbincang bersama-sama di ruang tamu.

"Aku nang Jakarta, ketrimo kuliah ning kono" red "Aku ke Jakarta, diterima kuliah disana" ceritanya sesaat ketika duduk di sofa coklat dekat pintu ruang tamuku.

Aku terkejut sejenak, "Lho? Bukannya kuliah di Malang ya?". Bahkan aku tak pernah tahu beliau mendaftar kuliah di tempat lain. Sempat beberapa lama kami berbincang, ada ayah, ibu juga temanku yang lain. Tak ada adikku, sepertinya saat itu adik-adikku sedang sekolah.

Di hampir saat-saat beliau akan pamit pulang, aku meminta bantuannya untuk instalasi sebuah program di laptopku. Masih teringat jelas jaman itu susah untuk mendapat jaringan WiFi. Kami pun pergi ke Pasar Lawang, di salah satu tempat penyedia WiFi. Ayahku tak melepasku begitu saja. Aku dibonceng ayah, sedangkan beliau naik motornya sendiri. Iya, Ayahku selalu menjagaku. Wajar saja sampai lulus SMA aku tak pernah punya pacar. Saat ini, justru aku sangat bersyukur, karena aku tak pernah pacaran di masa-masa SMA.

Setelah itu kami tak pernah bertemu. Hanya lewat HP seluler saja. Aku tinggal di asrama Bidan selama tiga tahun, begitupun juga beliau yang melanjutkan pendidikannya di Jakarta selama tiga tahun juga. Aku masih ingat jelas, waktu wisuda kami hanya selisih 6 hari. Disini aku wisuda tepat tanggal 4 Oktober 2012 lalu beliau tanggal 10 Oktober 2012.

Tanggal 8 Oktober 2012 aku bertolak dari Juanda ke sebuah bandara lokal di Kota Bandung. Aku mulai mengejar cita-citaku disana. Menjalani serangkaian proses untuk menuju Belanda.

Kusempatkan datang pada wisudanya, SICC 10 Oktober 2016 di Kota Bogor. Sebuah bouquet bunga Cruissant kuning dan Mawar kubawa untuknya. Kusaksikan proses wisudanya dari sebuah layar di ruangan khusus pengunjung. Selamat! Aku memang sengaja datang, fikirku, ahh, mungkin kita tidak bertemu lagi mas, aku akan pergi ke Belanda.

Beliau menemuiku di ruangan itu, setelah aku memberikan bouquet aku pergi dan berpamitan padanya. Sejenak aku mampir untuk makan, karena pagi-pagi sekali berangkat dari Bandung, aku lupa belum sarapan.

Tak lama ada SMS masuk, "Tadi belum foto sama aku" tulisnya. Allah benar-benar membuatku mampir di kantin itu agar bisa berfoto bersama sahabatku itu, jika tidak, aku yakin pasti aku sudah dalam perjalanan ke Bandung.

Lalu setelah foto bersama dan sholat dzuhur, aku berpamitan. Sempat ada teman beliau yang nyeletuk, segera saja aku jelaskan, "Bukan-bukan, aku adiknya, bukan pacarnya" sambil memerah malu. Terakhir kali aku dengar dari beliau, teman yang memfoto kami masih ingat padaku, mas "G" terimakasih bantuannya, jika tidak, kami tak punya kenangan sebagai sahabat baik. Sekarang mas "G" sudah menikah, terang beliau padaku.

Ya.. Lagi-lagi kami berpisah jauh, sahabat yang terpisah di benua yang berbeda. Yang hampir untuk beberapa lama tak pernah ada komunikasi.

Masuk bulan ke-4 di Amsterdam, dimana hatiku benar-benar kosong, kuserahkan pada Rabbku. Entah siapa jodohku, barangkali aku bertemu dengan mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah disana aku ikhlas. Dalam setiap sujud istikharahku aku selalu memohon yang terbaik untukku dan keluargaku.

Desember 2013, tiba-tiba sebuah nomor Indonesia masuk dalam message di HPku. "Dek, gmn kabarnya?" tulisnya singkat.
Berfikir sejenak, entah bagaimana beliau tahu nomor Belandaku, sempat kuingat, oh iya.. ketika awal aku sampai di Amsterdam, aku sempat mengabarinya via message di facebook, kutinggalkan juga nomor baruku disana.

Tapi bukan itu yang ada di fikirku saat itu. Sungguh keras dalam benakku dan bertanya-tanya pada Allah dalam setiap doaku. Kira-kira dua minggu sebelum beliau mengirimkan SMS padaku, aku sempat memimpikan beliau. Kulihat tegap beliau berdiri membawa selembar kertas putih diantara kerumunan banyak orang, mungkin sedang membacakan sebuah pengumuman. Kupanggil-panggil "Mas..mas..!" sambil berusaha menyeruak diantara kerumunan. Sesaat aku terbangun dari tidurku lalu menangis. Ada apa ya dengan beliau? Aku hanya berdoa pada Allah.

Sungguh sebaik-baiknya pengatur adalah Allah, kami dipertemukan dalam suatu hubungan khitbah. Yang tak pernah disangka-sangka. Atas segala hal yang pernah terjadi. Masa lalu kami adalah milik masing-masing. Mulai saat ini, masa depan kami adalah milik bersama. Berdoa bersama, bekerja bersama, dan saling men-support satu sama lain.

Allah mengajari kami apa arti kesabaran, setelah khitbah pun kami hidup di pulau yang berbeda, hanya waktu yang membedakan. Dahulu waktu kami terpaut 6 jam, saat ini hanya 1 jam saja. Tetap syukur yang terlantun, walau jarak terpisah jauh, beliau tak pernah lelah membimbingku hingga sekarang. Menjaga emosiku, mengingatkan baktiku pada orangtua, mengarahkan adik-adikku, dan mngajari aku bagaimana menjadi istri yang sholehah kelak.

Ya Rabb.. Semoga ini adalah jawaban atas segala do'aku. Semoga engkau memberiku Imam dunia akhirat di sepanjang hayatku. Sungguh hanya Engkau Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui atas segala masa depanku.

Kamis, 07 April 2016 13:37:45 ~ Kota Lawang, kuselesaikan tulisan ini tanpa draft, tepat di meja depan kamarku. Semoga kisah ini mengingatkan kita di masa depan. Menjaga sebuah hubungan yang semata-mata diniati ibadah kepada Allah SWT. Aamiin

teruntuk calon suamiku disana, semoga Allah selalu menjaga Mas, Aamiin

November 08, 2013

dalam suatu simpangan

Amsterdam, delapan nopember 2013

Aku berada di suatu kota yang dulu pernah kuimpikan. Bahagia, sedih, ceria, duka, semuanya bercampur aduk menjadi satu. Allah menyayangiku, Dia memberi apa yang aku pinta. persis sesuai harapanku, dan akhir bulan ini akan kuinjakkan kakiku ke Paris, InsyaAllah.

Ya, PARIS. kota terkenal dengan menara Eifel yang tinggi menjulang. Lima tahun lalu ketika aku masih SMA, kutuliskan dengan jelas bahwa aku akan ke Paris di tahun 2013. Kutempel foto dan tertera tahun '2013' pada 'dreaming book' tua milikku. Sempurna ! Allah Maha Besar dengan segala ketentuanNya

Semakin Allah memberikan apa yang kupinta, semakin aku takut dan sujud padaNya. Aku tak tahu sampai kapan umurku berjalan, sampai kapan jantungku berdetak, sampai kapan bibir ini terus berucap dzikir untukNya.

Allah ! ampunilah aku, ampunilah hambamu ini, berikanlah petunjuk dan bimbinglah hambamu ini menjalani segala takdirMu. Bismillahhirrahmaanirrahiim